top of page

Sarung Masyarakat Tengger


Sarung masyarakat Tengger seperti di desa Argosari dan Ranu Pane, Kecamatan Senduro, Lumajang, Jawa Timur, sarung bukan hanya digunakan sekadar pelengkap busana saja dalam segala aktiftas dan melindungi tubuh dari suhu dingin di pegunungan. Melainkan sarung mereka gunakan sangat multifungsi sesuai kegiatan mereka sehari-hari, dan yang lebih menarik yakni sebagai simbol


identitas dalam kehidupan bersosial yang terletak dari pemakaian sarung dan simpulnya.


Seperti halnya mengenakan sarung yang hanya diselampirkan sebagai pelindung dari suhu dingin. Akan tetapi banyak fungsi lain dan makna dari sarung yang di pakai oleh suku tengger baik wanita maupun pria yang ada di Kabupaten Lumajang.


Bagi Wanita yang sedang hamil menggunakan simpul terletak di belakang leher dan tergerai di bagian depan, berguna untuk menutupi atau melindungi kehamilannya.


Wanita yang menggunakan simpul terletak di leher bagian belakang dan tergerai sisi depan, mempunyai arti wanita tersebut belum menikah walaupun sudah cukup umur untuk menikah.


Wanita menggunakan simpul terletak di pundak bagian kanan dan tergerai di sebagian sisi depan, mempunyai arti wanita tersebut beranjak dewasa (gadis) dan belum menikah.


Wanita menggunakan simpul terletak di tengah depan dan tergerai di bagian belakang, mempunyai arti wanita tersebut sudah berkeluarga atau menikah.


Wanita menggunakan simpul terletak di pundak bagian kiri dan tergerai di sebagian sisi depan, mempunyai arti wanita tersebut sudah tidak memiliki suami (bercerai atau cerai mati).


Adapun kegunaan sarung untuk kaum pria

Pria menggunakan sarung yang dinamakan “Selempang”, digunakan sebagai pelengkap busana untuk menambah gaya bagi seorang pria.


Pria menggunakan sarung yang dinamakan “Simpul Wolu” atau simpul delapan, digunakan dahulu saat mengambil air dan penghangat leher bagian belakang.


Pria menggunakan sarung yang dinamakan “Sarung Kudung”, digunakan sebagai menutupi wajah dari dingin dan debu yang biasa digunakan oleh ojek pengantar sayuran ataupun wisatawan.


Pria menggunakan sarung yang dinamakan “Sembong”, digunakan sebagai pelengkap busana, saat bekerja di ladang sarung tersebut tidak merepotkan dan memiliki arti lain sebagai simbol keberanian pria Tengger.


Pria menggunakan sarung yang dinamakan “Sarung Kudungan”, digunakan sebagai menghangatkan kepala dari suhu dingin.


Pria tersebut menggunakan sarung yang dinamakan “Gembolan”, digunakan sebagai wadah barang bawaan.


Pria menggunakan sarung yang dinamakan “Lampin”, digunakan saat berladang melindungi punggung dari suhu dingin ataupun menjadi alas saat membawa barang berat agar pundak tidak terasa sakit.


Pria menggunakan sarung yang dinamakan “Udengan”, digunakan saat berladang sebagai penutup atau pelindung kepala.

Recent Posts
Archive
Search By Tags
bottom of page