Fam Trip Jelajah Ranu Kabupaten Lumajang
Keberangkatan melalui bandara soekarno-hatta dan mendarat di bandara juanda Surabaya, kemudian melanjutkan perjalanan darat menggunakan minibus pribadi. Rombongan berempat belas sampai di Kawasan Wonorejo Terpadu (KWT) Kabupaten Lumajang pada siang hari tepatnya pukul 13.00 wib. Setelah bertemu teman-teman jurnalis nasional kami melakukan registrasi peserta di Pusa Informasi Dinas Kebudayan dan Pariwisata Lumajang setelah itu kami menuju klnik terdekat untuk chek up persiapan pendakian karena merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan pendakian semeru yang salah satu Danau atau Ranu terletak di jalur pendakian Semeru.
Setelah semua perlengkapan terpenuhi kami pun melakukan perjalanan menuju Desa Ranu Pani Kecamatan Senduro yang merupakan jalur masuk menuju pendakian Semeru, selama perjalanan kami melewati hutan hujan tropis Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang vegetasinya masih lebat dan di penuhi pepohonan besar sehingga suhu udara terasa dingin dan segar. Kamipun menikmati suguhan alam yang indah sehingga perjalanan terasa sangat menyenangkan dan mengesankan. Sempailah kami di homestay Desa Ranu Pani Kecamatan Senduro, karena hari sudah mulai gelap dan suhu udara sudah mendekati nol (0) derajat segeralah kami mempersipakan diri dan mengenakan pakain pelindung yang hangat.
Malam yang dingin tidak menjadi halangan dan terasa hangat dengan sendagurau kami di ruang tamu sambil menikmati hidangan makan malam. Tidak terasa malam semakin larut kami pun mulai istrahat karena seharian sudah melakukan perjalanan. Pada pukul 04.00 wib kami mulai mempersiapkan diri dan melanjutkan berjalan menuju Danau terdekat dari Desa yaitu Ranu Regulo dan Ranu Pani. Kami mengawali menuju Ranu Regulo, sesampainya disana melihat indahnya Ranu yang mengeluarkan asap putih dengan suhu udara empat (4) derajat terlihat sangat menawan dan penuh sensasi. Mulailah kami membuka mata lensa kamera untuk mengabadikan keindahan ranu dengan sorotan sinar mintari yang baru terbangun. Dengan gembira dan penuh canda gurau kami mulai mengabadikan momen-momen indah dalam tulisan dan lensa kamera. Terlalu asik dengan keindahan alam Ranu Regulo waktupun tak terasa hingga matahari pagi menyapa dengan sinarnya yang memberikan kehangatan kamipun bergeser menuju Ranu sebelah yaitu Ranu Pani dalam perjalanan ada hal yang lucu dan mengejutkan salah satu teman kami kehilangan lensa kamera sehingga kami pun kembali mencari di tempat saat memotret Ranu Pani yang masih tertutup tumbuhan air sehingga Ranu Pani nampak seperti hamparan rumput tapi itu tidak menyurutkan kami dalam menulis atau merangkumnya dalam sebuah gambar tentang momen dan alam yang indah di Desa Ranu Pani.
Setelah usai menemukan lensa kamera yang hilang kami kembali bersiap ke homestay untuk sarapan pagi dan persiapan menuju pendakian semeru. Semua persiapan sudah lengkap kamipun mulai berjalan perlahan memasuki pintu gerbang pendakian semeru menuju Ranu Kumbolo. Dalam perjalan menuju pos satu (1) kami pun disuguhkan dengan tanjakan yang membuat dada jadi berdebar-depar tapi sungguh mengasikkan. Setelah melakukan perjalanan menuju pos satu kami beristrahat sejenak untuk mengisi tenaga. Setelah itu ada dua (2) orang dari rekan kami melanjutkan perjalanan terlebih dahulu agar dapat mempersiapkan tenda yang terbesar sebagai tempat peristirahatan awal ketika semua tenda temen-teman belum didirikan sesampainya di Ranu Kumbolo. Satu per satu pos dua dan tiga dapat dilewati kedua teman kami walaupun nafas mulai berhembus kencang, suhu udara mulai dingin serta kurangnya kadar oksigen dalam otak dan paru-paru, tapi perjalanan selangkah demi selangkah tetap di tapaki. Perjalanan terberat dari pos tiga menuju pos empat dengan trek yang sedikit vertikal sungguh sangat menguras tenaga ditambah beban ransel berat yang terdapat di punggung. Setiap sepuluh langkah berhenti dan mengambil nafas tidak terasa keindahan yang mempesaona mulai nampak perlahan Ranu Kumbolo pun terlihat dan terbayar lunas rasa capek yang menyelimuti kami berhenti sejenak di pos empat untuk mengabadikannya di kamera. Setelah itu kami malanjutkan menuju camping ground dan membangun tenda. Estimasi waktu yang kami hitung ialah empat (4) jam lama perjalan hingga sampai Ranu Kumbolo. Sampainya di Ranu Kumbolo Kami berdua mulai mendirikan tenda untuk berlindung dari dinginnya suhu udara dan hujan karena langit sudah memberi tanda turunnya hujan. Hujan pun mulai turun kami berdua memikirkan rombongan teman-teman kami yang masih belum datang hingga Ranu Kumbolo, dua (2) jam kami menunggu satu per satu teman-teman mulai berdatangan dan mulailah kami bersama mendirikan tenda untuk berllindung dari cuaca yang ekstrim.
Perlahan Hujan mulai reda kami pun berkumpul di depan tenda sambil bersenda gurau menkmati makanan hangat dan sensasi malam kemah di Ranu Kumbolo. Malam berlalu dengan dinginnya suhu udara Ranu Kumbolo. Pagi hari semua mulai bergegas untuk menyambut mentari pagi yang indah tidak lupa dengan kamera meraka untuk mengabadikan momen sunrise yang begitu indah di Ranu Kumbolo. Setelah cukup banyak mengabadikan momen indah, bergegaslah kami untu turun gunung. Selama perjalanan turun kami menikmati sajian alam yang menghibur lelah. Sampai lah kita semua di pos registrasi Ranu Pani dan menukarkan sampah – sampah yang kami bawa dari gunung dengan kartu identitas yang dijadikan jaminan selama dalam waktu pendakian. Setelah itu kami kembali ke Homestay dan mulai bersiap untuk menuju Lumajang. Kami memulai perjalanan ketika matahari sudah mulai tenggelam, dalam gelapnya malam kami melewati hutan lindung yang vegetasinya masih sangat lebat. Suasana sedikit mencekam karena gelapnya hutan ditambah dengan dinginnya suhu udara. Selama satu jam perjalanan di tengah hutan sampailah kita semua di Kecamatan Senduro suhu udara pun sudah tidak sangat dingin lagi. Setelah itu kami semua menuju rumah makan untuk dinner bersama pejabat Kabupaten Lumajang dan membahas mengenai kepariwisataan Kabupaten Lumajang kedepannya. Setelah usai makan malam kami semua mulai istirahat di salah satu hotel yang ada di Lumajang.









Pagi sebelum matahari muncul kami semua menuju segitiga Ranu yang ada di wilayah utara Lumajang yaitu Ranu Klakah, Pakis, dan Bedali. Sampailah kami semua di Ranu Klakah mataharipu mulai menyapa kedatangan kami semua dan kami mulai bergegas mengeluarkan mata lensa untuk mengabadikan lagi momen yang indah ini. Setelah itu kami pun melihat sebuah atraksi kuda menari yaitu Jharan Kencak yang merupakan kesenian asli Lumajang. Kami mulai menghabadikan kesenian yang unik ini. Setelah cukup puas kami pun beristirahat dan menikmati sarapan pagi khas Ranu Klakah yaitu ikan bakar dan goreng asli Ranu Klakah. Sudah cukup mengisi tenaga, kami melanjutkan ke Ranu sebelah yiatu Ranu Pakis dan Bedali kami pun juga mengabadikan momen-momen indah. Tujuan terkhir yaitu Ranu Bedali usai dari situ kami pun melanjutkan perjalanan menuju bandara Suarabaya dan terbang kembali menuju Jakarta. Inilah pengalaman yang berbeda dari kami bersama Lumajang.